“Hari ini merupakan hari istimewa bagi gereja Santo Ignatius, Santo Pelindung gereja Stasi Krapyak, sekaligus peresmian para sepuh paguyuban Adi Yuswa St Ignatius dan bertepatan pula dengan pesta peringatan Santa Perawan Maria diangkat ke surga,” demikian disampaikan oleh Romo RH Harda Putranto SJ, pada awal pengantar perayaan ekaristi yang dipimpinnya, Minggu (9/8).
Seluruh rangkaian
misa dalam hal ini kepanitian terdiri para sepuh mulai dari petugas lektor,
koor, persembahan, dan tata tertib, karena pada hari istimewa tersebut para
sepuh yang tergabung dalam paguyuban Adi Yuswa St Ignatius dilantik oleh romo.
Mereka para sepuh memperoleh tanda khusus yang harus dipasang di dada sebelah
kiri, saat memasuki gereja.
Menurut romo Harda, prakarsa pembentukan paguyuban itu hasil gagasan para pengurus gereja, bulan April lalu dihadiri sekitar 150 umat. “Kita bersyukur dengan adanya paguyuban ini, tidak hanya kaum muda yang sungguh mendapat tempat di stasi untuk berguyub berorganisasi, tetapi juga para sepuh sebagai ajang segala prakarsa dalam menghidupkan kehidupan umat di gereja stasi Krapyak ini,” jelas romo Harda pada 6 September 2009 lalu bertugas di tempat di Kota Baru, Yogyakarta.
Di
bagian lain pada homilinya, romo menyatakan perayaan ekaristi yang juga
merupakan peringatan pesta Maria diangkat ke surga, mengingatkan kita dimana
Maria adalah gadis yang sederhana yang membuka hati untuk karya Allah dan Allah
mengangkat dia yang berperan dalam karya agungnya untuk menyelamatkan dunia.
Pesta
Maria diangkat ke surga tidak lain pesta diterimanya Maria dan semua umat
manusia beriman yang menghayati hidup untuk menjalankan kehendak Allah yaitu
penyelematanNya, yang hina dina diangkatNya, dimuliakan, yang miskin diberikan
kelimpahan kebaikan dan semua tantangan dunia dengan itu dirubah oleh Allah
sendiri. Pesta yang memberikan harapan bahwa kita diterima secara penuh dalam
kemuliaan di surga bila kita ikut menjalankan rencana Tuhan, jelas romo yang
lantang sekali dalam setiap homilinya.
Pelantikan
paguyuban Adi Yuswo dilakukan usai homili dengan peneguhan dan mengucapkan
janji di hadapan Allah menirukan romo, selanjutnya diresmikan dengan percikan
air suci kepada para pengurus paguyuban.
Sementara
itu ketua panitia, Ch Kusmiharjo, saat ditemui Warta Kaum Muda usai misa,
mengatakan bahwa peringatan pesta nama yang seharusnya jatuh pada 31 Juli 2009 namun
diundur karena harus menyesuaikan waktu dengan romo Harda yang memimpin misa dan
dilaksanakan pada 9 Agustus 2009.
Lanjut
Kusmiharjo, gereja pada umumnya memiliki tiga potensi besar, yakni yang tua, kemudian
usia 35-55 tahun, dan terakhir Mudika. Dalam hal ini mereka yang tua (para
sepuh) tampaknya masih berpotensi besar, sehingga semangat para sepuh ini dalam
pembinaan iman gereja bisa ditularkan atau dikembangkan kepada yang muda.
Paguyuban Adi
Yuswo juga telah mengadakan rekoleksi dan misa dipimpin oleh romo Harda, Sabtu
(5/9), dan keesokan harinya pengurus gereja, ketua wilayah, pamong lingkungan
dan perwakilan umat turut menghantar kepindahan romo Harda ke tempat tugas yang
baru, yakni ke Kota Baru Yogyakarta.
Peringatan
pesta nama Santo Ignatius Pelindung Gereja Stasi Krapyak diadakan secara
sederhana dengan acara pesta nasi kuning diikuti oleh 19 lingkungan,
pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, dan pertandingan futzal (diikuti
mudika dan bapak-bapak).
cucut
0 comments:
Posting Komentar