...Selamat Datang di Website Resmi Gereja St. Ignatius Paroki Administratif Krapyak - Semarang, Media Informasi Umat dan Gereja. Alamat Jl. Subali No 8 Krapyak-Semarang. Silahkan krim artikel, saran dan kritik ke komsos_st_ignatius[at]yahoo[dot]co[dot]id..

Selasa, 13 Agustus 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 H

Dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 Hijriah kepada saudari dan saudaraku, kaum Muslimin dan Muslimat, saya mewakili umat Katolik Keuskupan Agung Semarang mengucapkan Selamat Hari Raya, dengan iringan doa, agar kerahiman Allah, Pengasih dan Penyayang, memberdayakan kita untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Saya berharap, semoga pengalaman kita akan Allah yang adalah Kasih menjadi dasar bagi kita untuk membangun persaudaraan sejati, mengembangkan hidup bertetangga yang peduli, dan melestarikan kehidupan alam semesta ini.

Pada Hari Raya ini marilah kita bersedia menjadi berkah satu sama lain, dan perkenankanlah saya mohon maaf lahir batin, minal aidin walfaidzin.

+ Johannes Pujasumarta Uskup Agung Semarang

Berkaitan dengan kunjungan “Silaturahmi Idul Fitri 1434 H” Rama Aloysius Budi Purnomo, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KAS menulis catatan sbb:

Silaturahmi Idul Fitri 1434 H
Tepat pukul 09.00; kami, Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Agung Semarang bersama Rm. FX Sukendar WS Pr, Vikjend KAS, Rm Tri, Sekjend KAS dan saya sendiri, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KAS meninggalkan Wisma Uskup KAS berjalan kaki menuju Wisma Perdamaian yang menjadi tempat Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dan Wagub, Rustriningsih bersama jajaran Muspidanya menerima siapapun yang akan bersilaturahmi merayakan Idul Fitri 1434H. Setelah menyalami para pejabat Pemerintahan Jateng dan perangkatnya seraya mengucap minal aidin wal faidzin; kami melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Al Islah, Tembalang Semarang.

Kali ini, Mas Joko - sopir Keuskupan - bersama Rm. Sugiharto SJ, Ekonom KAS nyamperin kami dengan mengendarai Kijang Inova. Kami meluncur menuju kediaman Kiai Budi Harjono, Pengasuh Ponpes Al Islah. Meski jejalanan yang kami lalui diwarnai kemacetan, namun perjalanan menuju Ponpes Al Islah berhasil kami lalui.


Para santri dan Nyai Budi Harjono menyambut kedatangan kami. Sejenak kami menunggu; Kiai Budi Harjono pun muncul dengan wajah ramah dan senyumnya yang khas, mengajak kami naik ke ruangan beliau. Dalam obrolan silaturahmi itu, tema pembicaraan kami seputar tarian sufi yang dikembangkan oleh Kiai Budi Harjono. Pak Kiai selalu bercerita tentang mimpinya mengubah semak duri menjadi mawar melalui kasih dalam hidup bersama. "Kau dan aku adalah sama dan satu hanya berbeda wadah dan wujud. Kita berada dalam satu cahaya. Cinta membuat hidup tetap awet muda!" Kalimat-kalimat puitis sufistik itu tak hanya terucap tetapi juga tertulis pada buku kumpulan puisi sufistiknya yang dibagikan kepada kami.

Kerahaman penuh persaudaraan terjalin. Sebelum kami pulang, Pak Kiai memanggil Said, salah satu dari 9 anaknya, untuk bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu bertema cinta kemanusiaan! Said bernyanyi dengan penuh penghayatan dengan iringan gitar akustik yang dipetiknya secara cantik!

Dari Ponpes Al Islah, kami meluncur menuju Ponpes Edi Mancoro di Salatiga untuk bersilaturahmi dengan KH Mahfudz. Sementara kami meluncur ke Salatiga, saya kontak dengan Kang Bahrudin, Pengasuh Ponpes Qoriyah Tayyibah dan menyampaikan maksud bahwa kami rombongan Bapak Uskup Mgr. Johannes Pujasumarta akan bersilaturahmi ke Qoriyah Tayyibah di Tingkir. Ternyata rencana tersebut tidak bisa terwujud sebab Ponpes sendiri sedang kosong dan Kang Bahrudin berada di luar. Beliau pun berkirim SMS bunyinya, "Salam sungkem ta'dzim -ku katur Mgr. Pujo."

Kami pun tiba di rumah kediaman KH Mahfudz. Kami disambut dengan ramah oleh beliau. Kami duduk, menerima hidangan teh manis dan aneka penganan. Di tengah-tengah silaturahmi itu ada kalimat menarik dari KH Mahfudz. "Gereja ki kaya negara! Romone pindhah-pindhah kena mutasi. Beda karo Kiai. Nek Kiai pathok bangkrong..." Kami tertawa mendengar komentar tersebut. Bapak Uskup pun segera menyampaikan maksud kunjungan silaturahmi kami dan kemudian memohon pamit. "Kula namung nyuwun pandonga pangestu panjenengan sadoyo, supados pinaringan sehat lan umur panjang. Sangsaya tuwa ki penyakite akeh, yen diobati mung ngaleh, ora mari-mari..."

Sesuai dari rumah kediaman KH Mahfudz, kami meluncur ke Semarang. Di setiap perhentian, mulai dari Wisma Perdamaian, Al Islah dan di rumah KH Mahfudz, Bapak Uskup menyerahkan "Pesan Idul Fitri 1434H yang ditulis oleh Paus Fransiskus" yang sudah saya persiapkan dengan format khusus. Dengan demikian, pesan yang ditulis dan disampaikan oleh Paus Fransiskus sampai sasaran, sekurang-kurangnya untuk tokoh tertentu di Jawa Tengah.

Kami singgah di rumah Mas Joko yang ternyata sudah mempersiapkan ketupat untuk makan siang. Berhubung Mas Joko ada acara di rumah; dari pada beliau bolak-balik Semarang-Salatiga; maka, Rm Vikjend, FX Sukendar menggantikan posisi dan tugas Mas Joko membawa kami semua pulang ke Semarang.
Pukul 14.45 WIB kami tiba di Wisma Uskup KAS lagi.

Demikian sekilas catatan perjalanan silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1434H hari ini.
Aloys Budi Purnomo Pr

(sumber: pujasumarta / komsos)

 
Modified by Team Komsos | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls