...Selamat Datang di Website Resmi Gereja St. Ignatius Paroki Administratif Krapyak - Semarang, Media Informasi Umat dan Gereja. Alamat Jl. Subali No 8 Krapyak-Semarang. Silahkan krim artikel, saran dan kritik ke komsos_st_ignatius[at]yahoo[dot]co[dot]id..

Selasa, 09 Agustus 2011

“Ada rasa deg-degan, kuatir kalo salah…”

Perhelatan Paskah telah usai, akan tetapi gaung, kehangatan dan damai Paskah masih dapat kita rasakan sampai saat ini. Mungkin tidak bisa disangkal, kelancaran perayaan Pekan Suci, sampai dengan selesai juga berkat kerja keras dari seluruh Panitia Pekan Suci Gereja St.Ignatius yang telah dibubarkan. Tetapi janganlah kita menutup mata, ada salah unsur yang tidak boleh kita lupakan, baik itu dalam persiapan Paskah, Natal, maupun dalam misa mingguan di Gereja tercinta ini, yaitu koster gereja. Sabtu, 22 Maret yang lalu, Team WKM mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara langsung dengan Cicile.
 “Ada rasa deg-degan, kuatir kalo salah…”, Itulah sepenggal kalimat pertama yang keluar dari Mbak Cicile, sapaan akrab koster Gereja St.Ignatius Krapyak, ketika ditanya oleh Team WKM seputar mengawali tugas sebagai koster. “Disatu sisi mantap, karena di damping langsung oleh Sie Liturgi, yaitu Pak Pamungkas, Pak Marsono dan Mas Paulus, dari bantuan beliau inilah, perasaan deg-degan saya sedikit demi sedikit mulai berkurang sampai akhirnya gak ngrasa canggung lagi”, tambahnya. Waktu satu bulan merupakan masa penyesuaian bagi dirinya guna menghilangkan rasa malu dan canggung untuk tampil di muka umum.

Cicil yang mempunyai nama lengkap Cicilia Wuri Winingsari ini menuturkan bahwa, awalnya dia menawarkan diri untuk jadi koster. Hal tersebut, dikarenakan koster yang lama sudah tidak bekerja lagi. Resminya sekitar awal bulan Juni/Juli 2007, sebelum gedung gereja diresmikan oleh Bapak Uskup. Di samping keinginan dari dirinya sendiri untuk membantu gereja, niat yang timbul tersebut sudah ada sejak dia mulai jadi misdinar. “Pada waktu jadi misdinar, hati saya merasa anyem dan tenang, kalau melihat Gereja” ujarnya. Lebih lanjut Cicile menuturkan, jika jadi koster saya lebih dekat dengan Romo, petugas misa dan dekat untuk melayani Tuhan. “Akhirnya kesampaiannya sekarang”, sambung Cicile yang menggenakan rok biru tua dengan kemeja abu-abu ini.

 “Sampai akhirnya, keinginan untuk jadi koster, saya sampaikan kepada keluarga”, tutur gadis yang lahir di Semarang 5 Maret 1983 lalu. “Keluarga saya mendukung, dan menyerahkan semuanya kepada saya, kalau saya sudah mempunyai niat dan keinginan, mereka pasti akan mendukung saya penuh”. Tanggapan senada juga dilontarkan oleh beberapa umat, ketika tau kalau saya jadi koster, “Mereka merasa seneng, jika Mbak Cicile jadi koster, jadi kalau mau minta tolong, umat lebih mudah dan tidak sungkan sama saya”, ujarnya. Sambil melanjutkan ceritanya, Cicile minta ijin sebentar, untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan buat malam Paskah nanti.

Wajah yang lelah tidak nampak dari Cicile. Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya Cicile mulai melanjutkan ceritanya di bawah tenda yang telah dipasang untuk umat yang hendak merayakan Misa Malam Paskah. “Pengurus Dewan Gereja suka dan kaget sekali, mendengar saya mau jadi koster. Mereka tidak menyangka cicile mau jadi koster menggantikan Bu Alex.
Ditanya mengenai suka dukanya, dijawab dengan sederhana, yaitu jadi tambah temen. “Tetapi kalu duka gimana Cil?”, tanya Team WKM. Dengan nada malu-malu, Cicile menuturkan pernah kena tegur oleh Romo Danang, karena lupa ngasih air putih, jawabnya sambil terkekeh. Namanya juga manusia ya cil, sahut Team WKM menanggapi dukanya jadi koster gereja.

Mengenai kritikan dapur di bawah tangga yang pernah dimuat dalam rubrik SMS Anda, Cicile dengan tenang menanggapi, “Sebetulnya, itu merupak ide untuk membuat sebuah dapur mini, guna tempat gelas yang telah bersih. Menurut saya, kalau umat mengkritik, justru mereka perhatian. Kalau tidak, berarti cuek dengan saya. Saya senang sekali jika ada umat yang memperhatikan, mereka teliti dengan apa yang saya lakukan untuk gereja”.

Cicile yang saat ini tinggal di jalan Jl. Sugriwo IX/ 86B, juga mempunyai harapan dan keinginan sebagai manusia. Dia kelak ingin terus melayani gereja sampai sepanjang masa. Dia sudah tau akan tugas-tugas  serta apa yang harus dilakukan oleh koster gereja.
tjoet/uyab

0 comments:

Posting Komentar

 
Modified by Team Komsos | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls