“Bangkitlah Orang Muda”, kata yang sederhana tapi mempunyai makna yang dalam. Kita merindukan suasana gereja yang hidup, salah satunya dengan kehadiran kaum muda di doa lingkungan, misa kudus, dan kegiatan Mudika yang lain. Kaum muda mempunyai idialisme tinggi. Kita jangan hanya berfikiran negatif dengan keberadaan Mudika yang mungkin kerjanya cuma senang-senang saja, tetapi berfikirlah secara positif. Banyak contoh yang bisa dipetik dari keberadaan Mudika, diantaranya adalah ada yang menjadi dosen, seniman, pengusaha sukses, guru, dan Biarawan-Biarawati. Kesuksesannya diawali dari kegiatan berorganisasi melalui wadah Mudika. Berikut hasil liputan tim WKM, khususnya di Gereja St.Igantius.
Krapyak
Kegiatan BOM di Gereja St.Ignatius diawali wilayah Krapyak. Bertempat di Gereja St.Ignatius, acara dimulai jam 19.00. Diikuti kurang lebih 31 mudika. Kehadiran dari Para Pamong Lingkungan, Ketua Wilayah, dan Ketua Dewan Gereja membuat suasana menjadi hangat atas dukungan dari orang tua.
Anggota mudika yang datang rata-rata duduk di bangku SMP dan SMA. Kesempatan tersebut juga dihadiri 3 orang mahasiswi Teologi dari Universitas Sanata Darma. Suster Hilde, Suster Oktav, dan Ice adalah mahasiswi yang melakukan KKN di Paroki Bongsari, dan ditempatkan di Gereja St.Ignatius. Acara berlangsung dengan akrab. Banyak kaum muda sangat merindukan dengan kegiatan mudika, dan ingin supaya membuat program kerja.
Purwoyoso
Sementara itu, di Wilayah Purwoyoso, program BOM diawali dengan bernyanyi bersama “Ut Omnes Unum Sint” yang diiringi gitar oleh Romo Yan, bertempat di rumah bapak FX Darwan Jl Sriwibowo I/19. Kepengurusan Mudika maupun kegiatannya mengalami kevakuman sejak dekade 2000an, dan Romo sangat memakluminya karena di wilayah-wilayah lain ada juga yang mengalami hal yang sama.
Di Wilayah Purwoyoso yang terdiri dari 3 Lingkungan (St. Andreas, St. Matius, St. Matius) ternyata jumlah yang hadir pada pertemuan BOM tersebut sangat memprihatinkan yakni lima belas orang, padahal undangan yang disebar sekitar 60an. Salah satu dari mereka yang hadir dan termasuk paling senior mengatakan kalau dulu kepengurusan Mudika mengalami kesulitan untuk regenerasi, sehingga kepengurusan lambat laun hilang ditinggal pengurusnya.
Pada kesempatan itu, Romo Yan meminta kepada kaum muda untuk saling memperkenalkan diri, karena dari jumlah tersebut ternyata mereka banyak yang belum mengenal satu sama lain. Dalam program BOM ini Romo Yan pada saat ini ingin mengetahui nama dan nomor telepon/HP untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Kemudian dibentuklah koordinator tiap-tiap lingkungan masing-masing 2 orang dan bertanggung jawab kepada koordinator wilayah.
Pasadena
Di wilayah Pasadena, acara BOM tersebut berada di rumah bapak GB. Agus Sudiono dihadiri 21 kaum muda. Kaum muda Pasadena merasa diabaikan pada saat mengikuti kegiatan Mudika Paroki yang mengakibatkan kegiatan di wilayah menjadi kendor.
Walaupun Romo Yan berhalangan hadir, ternyata acara BOM tetap berjalan dengan moderator bapak Budi Sarwo dibantu bapak Benni, yang keduanya selaku koordinator bidang Koinonia di Dewan Gereja St.Ignatius Filial Krapyak. .
Dari hasil sarasehan BOM, terbentuklah kepengurusan Mudika Wilayah dengan Ketua Dading, dibantu sekretaris, bendahara, dan koordinator 2 lingkungan (Pasadena Utara dan Tengah).
Kesimpulan
Menurut Romo Yan, program BOM bertujuan membentuk suatu wadah yang berhubungan khusus dengan kegiatan kaum muda. Dari kaum muda di wilayah, nantinya akan dibangun Dewan Pastoral khusus kaum muda, yang terpusat di Gereja Induk. Disamping itu, kegiatan ke depan setiap bulannya akan diadakan misa khusus kaum muda mulai dari koor, petugas tatib dan lainnya.
Kegiatan BOM ini tidak juga memberi batasan usia, yang terpenting adalah memiliki jiwa muda.Nantinya dari orang-orang yang terpilih itu, akan dijadikan cikal bakal dan pemacu untuk menyemangati kaum muda yang lain, karena kaum muda merupakan tulang punggung gereja. Pada prinsipnya kegiatan belajar jangan sampai mengganggu kegiatan Mudika, dan kegiatan Mudika jangan sampai mengganggu belajar. Kaum muda diharapkan mampu untuk membagi waktu, kapan belajar dan berorganisasi. Dari hasil sarasehan, kaum muda dari ketiga wilayah tersebut ternyata ingin bangkit, untuk mengapresiasikan, menunjukkan bakat, dan talenta kaum muda.
and-one, tjoet, uyab/wkm
0 comments:
Posting Komentar